Sebelum hujan turun, kita sering merasakan udara terasa panas, pengap, dan membuat kita gerah. Ini karena ada beberapa hal yang terjadi di langit dan atmosfer kita, yang membuat suasananya berubah. Yuk, kita bahas satu per satu!
- Udara yang lembab membuat kita merasa gerah
Sebelum hujan, udara jadi lebih lembap karena banyak uap air yang naik dari permukaan tanah dan terkumpul di atmosfer. Kelembapan ini sebenarnya adalah "calon hujan," yang kemudian akan turun sebagai tetesan air. Nah, udara lembap ini punya kemampuan menyerap panas lebih banyak daripada udara kering, jadi tubuh kita pun merasa lebih gerah. Kelembapan yang tinggi membuat keringat kita susah menguap, sehingga tubuh jadi terasa lebih panas dari biasanya. - Udara hangat naik dan menciptakan konveksi
Saat matahari memanaskan permukaan bumi, udara hangat mulai naik ke atas, membawa banyak uap air yang akhirnya membentuk awan. Proses naiknya udara hangat ini disebut konveksi, dan ini merupakan salah satu proses utama terbentuknya hujan. Ketika udara hangat naik, permukaan bumi masih terus menerima panas dari sinar matahari. Hasilnya, udara di sekitar kita yang dekat permukaan tanah tetap terasa panas meskipun awan mulai terbentuk. Jadi, meski terlihat mendung, udara tetap terasa hangat karena sinar matahari masih sedikit tertahan oleh awan yang belum sepenuhnya tebal. - Tekanan udara menurun, udara terasa pengap
Sebelum hujan turun, biasanya tekanan udara di atmosfer akan menurun. Tekanan udara ini memengaruhi bagaimana kita merasakan udara di sekitar kita. Ketika tekanan turun, udara di sekitar kita terasa lebih "padat" dan membuat kita merasa sedikit pengap. Hal ini juga membuat tubuh kita jadi kurang nyaman, karena kemampuan kita untuk menguapkan keringat sedikit terganggu. Kondisi ini menciptakan sensasi udara yang lebih berat dan panas, seolah-olah kita berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa ventilasi. - Uap air mengembun, melepaskan panas ke udara
Saat uap air naik dan mulai membentuk awan, terjadi proses yang disebut kondensasi, yaitu perubahan uap air menjadi tetesan air. Nah, ketika ini terjadi, ada panas yang "dilepaskan" dari uap air ke udara sekitarnya. Panas ini disebut panas laten, dan secara alami membuat suhu udara di sekitar kita naik sedikit. Akibatnya, udara yang seharusnya mulai sejuk justru terasa lebih hangat karena ada energi panas tambahan yang dilepaskan saat pembentukan awan.
Setelah Hujan Turun
Setelah hujan benar-benar turun, panas yang terperangkap di udara tadi akan terbawa oleh air hujan. Tetesan air hujan menyerap panas dari udara dan tanah, membuat suhu di sekitarnya terasa lebih sejuk. Oleh karena itu, biasanya kita merasa lega dan segar setelah hujan turun, karena panas tadi sudah "tercuci" oleh air hujan.
Jadi, itulah kenapa sebelum hujan turun, udara terasa panas dan pengap. Semua itu karena kelembapan, proses konveksi, penurunan tekanan udara, dan pelepasan panas saat awan terbentuk. Fenomena ini semua berkolaborasi hingga menciptakan suasana yang terasa pengap dan membuat kita merasa tidak nyaman
0 Comments:
Post a Comment