Monday, December 28, 2020

Malam Paling Tak Mengenakkan Di Kota


        Ini adalah satu dari pengalaman saya, dimana saya dan teman saya sekekas 1 harus berjuang mencari jejak pada malam hari di Kota Sleman karena saya dan teman2 saya sedang mengikuti pramuka yang diadakan sekolahan pada akhir semester 1 dan kebetulan saya adalah ketua sangga di sangga saya yaitu sangga 40.

        jadi critanya gini.. pada malam pertama kemah saya dan seluruh siswa kelas 1 yang mengikuti kemah pada saat itu disuruh untuk mencari jejak di kuta sleman, pada awalnya kami disuruh berkumpul di lapangan dan diberikan pertanyaan-pertanyaan, dan jika sangga yang dapat menjawab pertanyaan itu lebih dulu maka sangga itu boleh berjalan lebih dulu. pada awalnya saya sudah berusaha menjawab pertanyaan2 yang diberikan tetapi jawaban yang saya berikan selalu salah , hingga datanglah hujan lebat sehingga para peserta pramuka harus berteduh di gedung dekat lapangan itu, dan anehnya pada saat hujan kami tetap diberikan pertanyaan2 untuk mencari sangga selanjutnya yang patut untuh meneruskan sangga sebelumnya yang telah berjalan, sehingga kami sangga 40 harus berusaha menjawab pertanyaan2 demi berjalan pada giliran selanjutnya, tetapi sialnya beberapa jawaban saya salah atau kurang lengkap hingga ada pertanyaan yang berbunyi"sebutkan nama satuan karya yang ada di kulon progo?", lalu saya menjawab"(jawaban saya tetapi kurang)", tetapi jawaban saya kurang dan DA(Dewan Ambalan) meminta saya menyebutkan yang lain, lalu saya berfikir jika ada yang bernama berakhiran 'kara', langsung saja saya menjawabdengan putus asa "kacang kara", dan teman saya ada yang tertawa. suasana pada saat itu sesak dipenuhi para peserta pramuka yang berusaha menjawa peryanyaan2 lebih dulu.

        entah bagaimana ceritanya sangga kami akhirnya boleh berjalan walau sudah hampir habis peserta yang masih tinggal dalam gedung itu. pada saat saya dan sangga kami mulai berjalan, sangga kami diberi peta untuk ke pos pertama tetapi cuaca saat itu masih hujan sehingga saya harus berhati2 untuk membawa peta itu. terkadang kami berhenti sejenak sambil berteduh untuk mencari tempat yang dimaksud pada peta, dan sialnya saya beserta sangga saya tersesat di kota itu sehingga kami harus mencari jalan yang benar(bukan kembali ke jalan yang benar ya.. hhh) dan beruntungnya kami menemukan teman seperjuangan kami yang sama2 tersesat, walau lama kelamaan tertinggal juga.

       saya merasa malam itu adalah malam yang sangat tidak mengenakkan karena malam itu dingin dan hanya beberapa sayja yang memakai jaket hujan karena pada saat itu hujan lebat, terlebih lagi saya memakai sepatu yangkemasukan air akibat hujan sehingga saya harus menyopot sepatu saya dan berjalan kaki "nyekerr man", tetapi beruntungnya saya menemukan sandal, walau hanya satu buah(bukan satu pasang) tetapi lumaya daripada harus nyekerr"dinginn broww", dan saya punya cara supaya kaki saya yang satunya tidak iri, yaitu bergantian kanan kiri saat memakainya. dan akhirnya saya dan teman2 saya satu sangga menemukan pos 1, di pos ini saya dan teman2 saya diberi pertanyaan yang harus dijawab dan diberi peta untuk melanjutkan ke pos selanjutnya,tetapi salah satu teman saya harus berpisah dengan kami karena sakit di perjalanan dan dibawa oleh DA. lalu saya beserta teman satu sangga saya meneruskan perjalanan ke pos selanjutnya tanpa satu teman kami yang sakit tadi.  

       setelah kami sampai di pos 3 kami diberi pertanyaan dan diberi peta untuk meneruskan ke pos 4, selama di perjalanan kami menemui para wanita penghibur(dalam bahasa kasar k**cil) sehingga menjadi suatu pengalaman tersendiri bahwa di kota kehidupannya begitu berbeda dengan di desa tempat saya tinggal yang masih belum ada hal seperti itu, walaupun ada mungkin dia tidak melakukan hal hina itu di desa tempat saya tinggal. jika menurut saya kehidupan di kota pada malam hari memang tidak begitu baik. yang membuat saya malu karena saya membawa barang-barang bergelantungan di tubuh saya yang mana banyak orang yang melihat kami seperti gelandangan, barang2 itu seperti sepatu yang tadinya saya pakai akhirnya saya copot dan saya gantungkan di tubuh saya serta membawa tongkat pramuka dan barang2 lain yang saya bawa.

       sesampainya di pos terakhir saya merasa perjuangan kami dalam menjawab soal2 di pos sebelumnya sia2 karena jawaban yang kami jawab dari pos2 sebelumnya basah dan DA memakluminya sehingga kertas jawaban kami tidak diminta. lalu kami melanjutkan perjalanan kami hingga sampai di bumi perkemahan Babarsari tempat kami start, dan saat sampai di tenda kami suasananya begitu dingin karena tenda kami kehujanan, hingga samapai2 ada tenda sangga teman saya(bukan sangga saya) yang kebanjiran sehingga harus tidur di wilayah kamar mandi... walaupun tak begitu nyaman tetapi lebih baik ketimbang harus tidur di tenda yang kebanjiran.

      alhamdulillah ada banyak hikmah yaang kami terima setelah perjuangan kami salah satunya adalah "kebersamaan dapat menjadi penghibur di medan perjuangan". walaupun ada salah satu teman satu sangga saya yang ngga' ikut jelajah malam karena jaga tenda dan ada yang sakit sehingga berhenti di tengah jalan, tetapi tetap saja ada unsur kebersamaannya bukan... sekian cerita tentang sedikit pengalaman saya, terima kasih ya telah membaca, semoga bermanfaat... akhirul salam
                                                                                   Wassalamu'alaikum Wr.Wb.